ESENSI PUASA ADALAH MENAHAN DIRI
Esensi puasa adalah menahan diri dari segala maksiat. Untuk membersihkan diri lahir dan batin. Agar Allah lebih berkenan atas hidup dan kehidupan kita manusia. Kalau Allah sudah Ridho, maka segala apapun hajat hidup dan mati akan menjadi mudah.
Bismillahirrahmanirrahiim...
Manusia ingin hidup bahagia, damai sejahtera berkelimpahan, namun tak mau menahan diri dari segala maksiat. Malah seringkali memberi ruang yang luas untuk melakukan maksiat.
Maksiat bukan hanya minum miras, membunuh atau berzina saja. Merampas hak orang lain, korupsi, bergunjing, iri pada kebahagiaan orang lain itupun merupakan maksiat. Segala hal yang membuat hati tak tenang itu pasti maksiat. Maksiat adalah segala hal yang akan mendatangkan ketidaktenangan. Orang yang hatinya tidak tenang biasanya karena ada dosa yang dilakukan, atau isarah akan terjadinya sesuatu musibah.
Jangan anggap enteng akan maksiat...
Setiap maksiat selalu berkaitan erat dengan dosa. Setiap dosa besar ataupun kecil akan selalu menggoreskan bekas yang menghitam pada hati. Semakin besar dosa yang dilakukan oleh manusia, atau semakin seringnya manusia berbuat dosa, maka akan semakin gelapnya warna hatinya. Kalau warna hitam ini sudah berkarat. Maka akan sangat sulitlah menghilangkannya. Dan manusia biasanya akan sulit menerima petunjuk, apabila hatinya sudah berakarat ! Naudhubilahimindzaliik...
Maka segala himbauan kebaikan, dalam bentuk apapun tak akan tertangkap oleh nuraninya. Karena hatinya sudah berkarat, sudah membeku. Astaghfirullahaladziim...
Dosa akan selalu mendatangkan azab !
Dalam bentuk berbagai macam kesulitan ! Kesulitan ekonomi. Kesulitan pekerjaan. Kerja puluhan tahun nggak naik-naik pangkat. Sementara ada rekan kerjanya yang baru beberapa tahun bekerja sudah naik pangkatnya. Sepertinya kinerjanya juga biasa-biasa saja, kok dia naik pangkat ya ? Keretakan hubungan dengan tetangga. Kesulitan menggapai kesehatan. Kesulitan melunasi hutang. Kenapa yaa ? Semua itu karena dosa ! Karena maksiat hati ataupun fisik ! Yang kita lakukan bertahun-tahun, lama sebelumnya yang tak pernah kita sadari...
Seringkali kita tak sadar, bahwa setiap hari kita sering menyakiti hati orangtua, isteri, suami, anak, tetangga, sanak saudara, teman sekantor dan orang-orang lainnya.
Ada orangtua dirumah, pergi kekantor yang dipamiti hanya istri dan anak-anak, karena dipikirnya, ah orang sudah tua ini...gak apa-apa gak dipamiti. Kalian tak sadar, bahwa beliau orangtua kita, setiap saat selalu mengharap perhatian kita walau itu sekedar kata pamit saat kalian mau berangkat kekantor, atau ajakan makan saat kalian makan bersama keluarga dirumah.
Kalian juga tak sadar, bahwa selama ini kalian kurang perhatian kepada keluarga. Kalau isteri kurang perhatian kepada kalian, tak masak karena badan kurang sehat, kalian marah-marah. Rumah kotor, cucian numpuk, baju tak disetrika kalian marah-marah. Namun giliran rumah rapi, semuanya bersih, isteri kalian masak yang enak-enak kesukaan kalian, kalian sama sekali tak pernah memberikan apresiasi kepada isteri. Ini kan nggak adil namanya ?
Hal seperti ini kelihatannya sepele yaa ? Tak akan memberikan dampak yang buruk dan tak menyenangkan dikemudian hari ? Hal-hal seperti inilah yang bisa menyebabkan karier kalian terhambat, nggak naik-naik pangkat, si Boss sering uring-uringan di kantor. Dipikirnya, apa yang terjadi diluar rumah tak ada kaitannya dengan apa yang kalian lakukan didalam rumah kalian ?
Didunia ini, apapun yang kita lakukan selalu ada kaitannya. Masa lalu dengan masa depan. Apa yang telah kita lakukan dan apa yang akan kita alami dikemudian hari, selalu saling berhubungan, karena itu merupakan sebab akibat. Sebab didunia ini ada hukum keseimbangan yang akan berlaku terhadap apapun didunia ini. Baik kepada alam maupun kepada manusia. Cobalah direnungkan.
Mengapa tak tahu sebabnya, seringkali kita menemui kejutan-kejutan yang membahagiakan ? Mendapat pemberian hadiah yang tak pernah disangka-sangka. Naik pangkat tiba-tiba. Digratisin sesuatu oleh teman. Ketemu dengan seseorang yang membahagiakan tanpa disangka-sangka ?
Itu semua sebenarnya, adalah balasan dari Allah Yang Maha Pemurah atas semua kebaikan-kebaikan yang pernah kita lakukan dimasa lalu.
Maka, lakukan selalu kebaikan-kebaikan dengan menahan diri dari maksiat...
Dengan selalu mengingat Allah, maka insya Allah kita akan dijauhkan dari melakukan maksiat. Selalu mengingat Allah, kecuali akan mencegah kita bisa selalu menahan diri dari melakukan maksiat, sebaliknya akan mendorong kita untuk melakukan setiap kebaikan. Kita akan selalu haus dan haus untuk berbuat baik apapun itu.
Semakin sering seseorang melakukan kebaikan sekecil apapun, maka ia akan selalu cenderung melakukan kebaikan-kebaikan berikutnya. Melakukan kebaikan bisa menghilangkan warna hitam didalam hati akibat dosa-dosa dimasa lalu. Apabila hati ini telah hilang semua noda gelapnya, maka ia akan mudah menerima cahaya kebenaran yang dipancarkan oleh Allah SWT. kedunia ini.
Semakin bersih hati seseorang, maka ia akan semakin peka mengenali kebaikan dan keburukan. Semakin peka mengenali dosa dan merasakan rahmat. Ia akan cepat memohon ampunan jika sedikit saja melakukan dosa. Dan ia akan mudah sekali merasakan syukur atas nikmat sekecil apapun dari Tuhan. Sebentar-sebentar bibirnya basah oleh ucapan alhamdulillah karena syukurnya kepada Allah Ta’ala...
Jika sudah seperti ini, seseorang akan selalu merindukan perjumpaan dengan Allah SWT...didalam kesempatan perjumpaan yang diberikan oleh Allah SWT yaitu didalam waktu sholat. Sholat adalah waktu yang sangat berharga, yang diberikan oleh Allah SWT. untuk hambaNya menjumpaiNya. Untuk berbakti. Untuk bersyukur. Dan untuk menyampaikan segala hajat dalam doa sesudahnya.
Nah, untuk dapat melalui “perjumpaan yang indah” dengan Tuhan, manusia tak cukup hanya dengan berwudhlu saja, namun harus selalu menjaga diri dari segala dosa sebelumnya. Maka dengan puasa, dengan menahan diri dari lapar dan haus, dari segala maksiat, akan memudahkan terjadinya “perjumpaan yang indah” tersebut.
Puasa menahan diri ini, bukan sekedar menahan dari lapar dan haus saja, namun menahan diri dari segala nafsu yang buruk. Nafsu pikiran, nafsu perbuatan, nafsu mata, nafsu telinga, nafsu angkuh dan sombong, nafsu malas, nafsu melakukan aniaya terhadap apapun, nafsu menjatuhkan teman, nafsu durhaka kepada orang tua, nafsu cemburu buta, nafsu amarah, nafsu mengeluh, nafsu pamer, dan segala macam nafsu buruk yang tak dapat saya sebutkan semuanya disini, takut kalian menjadi bosan. Iya kan ?
Dan tidak hanya pada bulan puasa Ramadhan saja sebaiknya kita menahan diri, namun jadikan menahan diri ini menjadi laku keseharian kita. Yang saya yakin akan memuliakan kita sebagai manusia baik dihadlirat Allah SWT maupun dihadapan sesama kita. Insya Allah.
Saya menulis artikel ini bukan untuk menasehati kalian. Namun lebih untuk mengingatkan diri saya, bahwa waktu saya semakin dekat untuk menghadap kepadaNya. Jadi untuk mengingatkan diri saya sendiri, agar selalu berbuat baik.
Demikian dulu artikel Esensi Puasa Adalah Menahan Diri ini. Semoga bermanfaat. Beruntunglah kita Umat Muslim yang mempunyai Nabi Sayyidina Muhammad Rosulullah Saw, yang begitu agung akhlaknya, begitu maju pemikirannya, begitu mencintai kita semua Umatnya. Salam serta shalawat yang setulus-tulusnya selalu bagi Junjungan kita, semoga syafaatnya senantiasa tercurah bagi keluarga, para Sahabat Beliau, serta kita sekalian yang selalu berkhidmad kepada Beliau hingga ajal menjemput kita. Alhamdulillahirabbil’alamiin. Aamiin Yaa Robbal’alamiin...
Selamat menunaikan Ibadah Bulan Ramadhan hingga meraih kemenangan. Marilah kita saling memaafkan atas segala salah dan khilaf kita. Semoga kalian semua, para pembaca blog yang budiman, selalu dikaruniai ampunan, dilimpahi rahmat, dijaga kesehatannya, dicukupkan rejekinya dengan rejeki yang thoyyib dan penuh keberkahan, oleh Allah SWT. Aamiin Yaa Robb.
Semoga kita semua masih berjumpa pada artikel yang akan datang yaa ? Aamiin Yaa Robbal’alamiin...
Ingin baca artikel-artikel saya yang lain ? Ini nih :
- Baca disini !
- Simak disini !
- Untuk Produk Herbal Yang rekomended Ada disini !
Terima kasih...
Purworejo, 9 Mei 2021
Salam Tauhid,
NiniekSS.